Kepemimpinan
mempunyai pengertian dan definisi yang berbeda. Para peneliti dan praktisi
mendefinisikan kepemimpinan sesuai dengan perspektif‐ perspektif individual
dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka. Sehingga menurut
penelitian Bass & Stogdill (dalam Yukl, 1998) mengenai pengertian dan
definisi kepemimpinan menyimpulkan bahwa “terdapat hampir sama banyaknya
definisi tentang kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba
mendefinisikan konsep tersebut.” Pendapat ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Hughes, et all (2002) bahwa perbedaan definisi kepemimpinan
karena perbedaan cara meneliti, variasi alat ukur, dan perbedaan aspek
kepemimpinan itu sendiri. Sedangkan menurut Yukl (1998) perbedaan tersebut
disebabkan oleh berbagai aspek, antara lain: aspek siapa yang menggunakan
pengaruh, sasaran yang ingin diperoleh dari pengaruh tersebut, cara bagaimana
pengaruh tersebut digunakan, serta hasil dari usaha menggunakan pengaruh
tersebut.
2.
Teori
Kepemimpinan Partisifatif
a. Teori
X & Teori Y dari Dougles Mc Gregor
Salah satu model perilaku
kepemimpinan adalah Teori X dan Y yang dikemukakan oleh Douglas Mc Gregor. Teori
X dan Y didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan/pegawai dan
bagaimana memotivasi mereka. Berbagai asumsi yang mendasari Teori X dan Y
adalah:
Teori X
|
Teori Y
|
Karyawan cenderung tidak suka (malas)
bekerja, kalau mungkin menghindarinya.
|
Karyawan suka bekerja.
|
Karyawan selalu ingin diarahkan.
|
Karyawan yang memiliki komitmen pada
tujuan organisasi akan dapat mengarahkan dan mengendalikan dirinya sendiri.
|
Manajer
harus selalu mengawasi kerja.
|
Karyawan
belajar untuk menerima bahkan mencari tanggung jawab pada saat bekerja.
|
Asumsi
yang dikembangkan Teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan
yang diterapkan dalam suatu organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk
(directive leadership style). Gaya kepemimpinan petunjuk sangatlah tepat
diterapkan manakala karyawan yang menjadi bawahannya tersebut cenderung pasif,
malas bekerja, tidak kreatif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, peran
pengarahan yang dilakukan oleh manajer suatu organisasi menjadi sangatlah
dominan dan penting bagi kemajuan organisasinya tersebut. Tanpa arahan yang
jelas dan baik, kinerja karyawan akan buruk, tugas-tugas pekerjaan yang
dibebankan tidak dapat diselesaikan tepat waktu, atau kualitas penyelesaian
pekerjaannya rendah.
Sementara
itu, asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y pada dasarnya cenderung positif dan
gaya kepemimpinan yang diterapkannya adalah gaya kepemimpinan partisipatif (participative leadership style). Dalam
Teori Y diasumsikan bahwa karyawan cenderung berperilaku positif. Karyawan pada
dasarnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak malas bekerja, ingin kerja
mandiri, dan memiliki komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan suatu
organisasi. Di samping itu, karyawan juga memiliki kecenderungan untuk memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap setiap pekerjaan yang mereka kerjakan.
Oleh karena itu, gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi tersebut
adalah gaya kepemimpinan partisipatif dimana para karyawan dilibatkan didalam
proses pengambilan keputusan.
b. Teori
4 sistem dari Rensit Likert
Kepimpinan yaitu kepercayaan
terhadap bawahan, cara pengambilan keputusan, standar penilaian dan metode
pelaksanaan tugas, cara pemimpin memotivasi bawahan, dan pola komunikasi antara
pemimpin dengan bawahan. sikap dan tindakan yang dilakukan pemimpin dalam
menghadapi bawahan. Ada dua macam gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan
yang berorientasi pada tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
karyawan.
Dalam gaya yang berorientasi pada
tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut:
1) Pemimpin
memberikan petunjuk kepada bawahan.
2) Pemimpin
selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadap bawahan.
3) Pemimpin
meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan
keinginannya.
4) Pemimpin
lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas dari pada pembinaan dan pengembangan
bawahan.
Gaya kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan
atau bawahan ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut :
a) Pemimpin
lebih memberikan motivasi dari pada memberikan pengawasan kepada bawahan.
b) Pemimpin
melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan.
c) Pemimpin
lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, saling menghormati
di antara sesama anggota kelompok.
Salah
satu pendekatan yang dikenal dalam menjalankan gaya kepemimpinan adalah ada
empat sistem manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert 4 sistem tersebut terdiri dari
(1) Sistem
1, otoritatif dan eksploitif:
Manajer membuat semua keputusan yang berhubungan
dengan kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan
metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh manajer komunikasi atasan
dan bawahan memiliki jarak yang jauh.
(2) Sistem
2, otoritatif dan benevolent:
Manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi
memberi bawahan kebuntuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah
tersebut. Informasi mengalir keatas dibatasi untuk manajemen apa yang ingin
didengar dan keputusan berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan tugas-tugas
mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan
(3) Sistem
3, konsultatif :
Manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintah-perintah setelah hal-hal itu didiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan
dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri tentang cara pelaksanaan
tugas. Keputusan besar datang dari atas sementara ada beberapa lebih luas
keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Penghargaan lebih digunakan untuk
memotivasi bawahan dari pada ancaman hukuman.
(4) Sistem
4, partisipatif:
Sistem yang paling ideal menurut Likert tentang cara
bagaimana organisasi seharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dan
keputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bila manajer secara formal yang
membuat keputusan, mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapat
dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer tidak hanya
mempergunakan penghargaan-penghargaan
ekonomis tetapi juga mencoba memberikan kepada bawahan perasaan yang baik
kelompok manejemen mendorong partipasi dan keterlibatan dalam menetapkan tujuan
kinerja yang tinggi.
State
university of Michigan studies ( Rensis Likers) dan the managerial grid (blake
& mouton). Studi Ohio state university penelitian ini menghasilkan
perkembangan dari dua dimensi perilaku kepemimpinan berdasarkan tugas yang
disebut dengan struktur prakarsa (initiating structure) dan perilaku pemimpin
yang berorientasi pada karyawan yang disebut dengan pertimbangan
(consideration) . Initiating structure menyangkut perilaku dimana pemimpin
mengorganisir dan mendefinisikan hubungan-hubungan dalam kelompok fokus pemimpin
pada tujuan dan hasil. Consideration menyangkut perilaku yang menunjukan
persahabatan, saling mempercayai respek serta hubungan antara pemimpin dan
bawahan yang kondusif. Pemimpin mendukung komunikasi yang terbuka dan
partisipatif. Manajer yang berorientasi pada produk ( production oriented) dan
manajer yang berorientasi pada karyawan (employee oriented) dari hasil
penelitian ditemukan bahwa manajer yang berorientasi pada produk menetapkan
standar kerja yang kaku, mengorganisasikan tugas sampai detail, menentukan
metode kerja yang harus di ikuti dan mengawasi kerja karyawan secara ketat.
Sedangkan manajer yang berorientasi pada pada karyawan mendorong mendorong
partisipasi karyawan dalam menentukan sasaran dan keputusan lain yang
menyangkut pekerjaan serta membantu memastikan prestasi kerja yang tinggi
dengan membangkitkan kepercayaan dan penghargaan.
c. Theory of Leadership Pattern Choice dari Tannebowm and
Schmidt
Tahun
1957, Robert Tannenbaum dan Warren Schmidt menulis salah satu artikel yang
paling revolusioner yang pernah muncul dalam The Harvard Business Review.
Artikel ini, berjudul “Bagaimana Memilih sebuah Pola Kepemimpinan, adalah
signifikan dalam bahwa itu menunjukkan gaya kepemimpinan adalah pilihan
manajer.
Tujuh
“pola kepemimpinan” yang di identifikasi oleh Tannenbaum dan Schmidt.
Pola
kepemimpinan ditandai dengan angka-angka di bagian bawah diagram ini mirip
dengan gaya kepemimpinan, tetapi definisi dari masing-masing terkait dengan
proses pengambilan keputusan. Demokrasi (hubungan berorientasi) pola
kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang oleh bawahan.Otoriter
(tugas berorientasi) pola kepemimpinan yang ditandai oleh penggunaan wewenang
oleh pemimpin. Perhatikan bahwa sebagai penggunaan kekuasaan oleh bawahan
meningkat (gaya demokratis) penggunaan wewenang oleh pemimpin berkurang secara
proporsional.
1) Kepemimpinan Pola 1: “Pemimpin izin
bawahan berfungsi dalam batas-batas yang ditentukan oleh superior.”
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
Contoh: Pemimpin memungkinkan anggota tim untuk memutuskan kapan dan seberapa sering untuk bertemu.
2) Kepemimpinan Pola 2: “Pemimpin
mendefinisikan batas-batas, dan meminta kelompok untuk membuat keputusan.”
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik
Contoh: Pemimpin mengatakan bahwa anggota tim harus memenuhi setidaknya sekali seminggu, tetapi tim bisa memutuskan mana hari adalah yang terbaik
3) Kepemimpinan Pola 3: “Pemimpin
menyajikan masalah, mendapat kelompok menunjukkan maka pemimpin membuat
keputusan.”
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
Contoh: Pemimpin meminta tim untuk menyarankan hari-hari baik untuk bertemu, maka pemimpin memutuskan hari apa tim akan bertemu.
4) Kepemimpinan Pola 4: “Pemimpin
tentatif menyajikan keputusan untuk kelompok. Keputusan dapat berubah oleh
kelompok.”
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
Contoh: Pemimpin kelompok bertanya apakah hari Rabu akan menjadi hari yang baik untuk bertemu. Tim menyarankan hari-hari lain yang mungkin lebih baik.
5) Kepemimpinan Pola 5: “Pemimpin
menyajikan ide-ide dan mengundang pertanyaan.”
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
Contoh: Pemimpin tim mengatakan bahwa ia sedang mempertimbangkan membuat hari Rabu untuk pertemuan tim. Pemimpin kemudian meminta kelompok jika mereka memiliki pertanyaan.
6) Kepemimpinan Pola 6: “Para pemimpin
membuat keputusan kemudian meyakinkan kelompok bahwa keputusan yang benar.”
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
Contoh: Pemimpin mengatakan kepada anggota tim bahwa mereka akan bertemu pada hari Rabu. Pemimpin kemudian meyakinkan anggota tim bahwa Rabu adalah hari-hari terbaik untuk bertemu.
7) Kepemimpinan Pola 7: “Para pemimpin
membuat keputusan dan mengumumkan ke grup.”Contoh: Pemimpin memutuskan bahwa
tim akan bertemu pada hari Rabu apakah mereka suka atau tidak, dan mengatakan
bahwa berita itu kepada tim.
No comments:
Post a Comment