1. Perkembangbiakan secara seksual dan
aseksual.
Reproduksi adalah
suatu proses biologis di mana individu organisme baru
diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan
oleh semua bentuk kehidupan, setiap individu organisme ada sebagai hasil dari
suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi
menjadi dua jenis yaitu reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi
bertujuan untuk menghasilkan organisme baru baik melalui yang seksual maupun
aseksual.
a. Reproduksi Seksual
Reproduksi seksual
membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis
kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh
umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan
reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya
satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.
b. Reproduksi Aseksual
Reproduksi
aseksual adalah proses reproduksi dimana keturunan timbul dari
orangtua tunggal, dan mewarisi gen dari satu orang tua. Aseksual adalah
reproduksi yang tidak melibatkan meiosis, ploidi pengurangan,
atau fertilisasi. Sebuah definisi yang lebih ketat adalah agamogenesis
yang adalah reproduksi tanpa fusi gamet. Reproduksi aseksual adalah bentuk
reproduksi organisme bersel tunggal seperti archaea, bakteri,
dan protista. Banyak tanaman dan jamur bereproduksi secara
aseksual juga.
Bioteknologi yang
berkaitan dengan perkembanganbiakan seksual dan aseksual.
Jagung
Reproduksi Jagung
Warna bulir jagung
ditentukan oleh warna endosperma dan lapisan terluarnya (aleuron), mulai dari putih, kuning, jingga, merah cerah, merah
darah, ungu, hingga ungu kehitaman. Satu tongkol jagung dapat memiliki
bermacam-macam bulir dengan warna berbeda-beda, karena setiap bulir terbentuk
dari penyerbukan oleh serbuk sari yang berbeda-beda.
Proses Rekayasa
Genetika atau Bioteknologi
Permasalahan atau
Kontrovensi
Sampai saat ini
belum banyak dilaporkan perkembangan jagung transgenic di Indonesia. Namun
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik
Pertanian (BB Biogen) telah melakukan penelitian terhadap jagung Bt yang tahan
terhadap hama. Sejak 2006 BB Biogen melakukan penelitian transformasi gen
transporter nitrit (CsNitr-L) yang bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan
N. Pemakaian pupuk N pada jagung selama ini mengalami banyak kehilangan akibat
adanya nitrifikasi, denitrifikasi, penguapan, dan pencucian. Pada dasarnya
pupuk N yang diserap tanaman hanya sekitar 50%, sehingga terjadi inefisiensi.
Jika gen CsNitr1-L diintroduksikan pada tanaman jagung, diharapkan akan
meningkatkan efisiensi pemupukan N dan adanya tambahan hara N pada jagung akan
meningkatkan hasil. Mekanisme efisiensi N adalah berdasarkan alur biokimia dari
asimilasi N-nitrat, di mana sumber nitrat yang sedikit diserap oleh tanaman
jagung nontransgenik akan dapat dengan mudah digunakan oleh tanaman transgenik
yang mengandung gen CsNitr1-L. Sumber nitrat yang berlebihan bagi tanaman
jagung dapat menyebabkan keracunan karena dalam asimilasinya menghasilkan
senyawa nitrit yang beracun. Hal ini mengakibatkan kapasitas penyerapan nitrat
oleh tanaman jagung menjadi rendah untuk melakukan keseimbangan alamiah guna
menghindari keracunan nitrit dalam sel plastid. Gen CsNitr1-L mampu memindahkan
dengan cepat nitrit dari plastid menuju sel kloroplas untuk diubah menjadi
sumber N amonium yang tersedia bagi pembentukan asam amino. Dengan semakin
banyaknya nitrit yang ditranspor ke kloroplas, maka pembentukan asam amino
sebagai bahan utama pembentukan protein akan semakin banyak dan tanaman tumbuh
lebih produktif. Perakitan tanaman transgenik dengan gen CsNitr1-L telah
dilakukan pada padi dan menghasilkan tanaman transgenik yang lebih sehat secara
morfologis dibandingkan dengan tanaman padi nontransgenik (Sustiprijatno 2006).
Mengacu pada pemenuhan kebutuhan jagung dalam negeri yang masih impor, peluang
pengembangan jagung transgenik masih terbuka luas. Dalam kaitan ini, beberapa
kendala yang mencakup sumber daya manusia, biaya, dan peralatan serta
koordinasi dan kerja sama antarlembaga terkait perlu mendapatkan perhatian
untuk dicarikan jalan keluarnya.
No comments:
Post a Comment